dr. Lenny Tan mendalami Pengobatan Laser +
Endolaser (alatnya ditemukan oleh dr. WEBER Germany) langsung kepada
penemunya. Endolaser ini satu-satunya di dunia. Dan sedang diterapkan di
Indonesia.
Endolaser adalah Perangkat Laser yang bisa dimasukkan ke pembuluh darah. Alatnya sudah dipatenkan oleh dr. Weber Germany.
Liputan oleh Jawa Pos Network JPPN.com
Selasa, 06 November 2012 , 07:39:00
Menyaksikan Pengobatan Penyakit Kronis dengan Laser Weber
Tak Sembuh di Singapura, Dibawa Terapi ke Thailand
TEKNOLOGI ALTERNATIF:
Michael Weber menerapi Mrs Lin yang didiagnosis terkena
kanker hati stadium empat
MICHAEL Weber adalah biokimiawan yang juga dokter asal Jerman yang getol menyosialisasikan teknik penyembuhan penyakit kronis dengan laser. Wartawan Jawa Pos KURNIAWAN MUHAMMAD berkesempatan menyaksikan langsung bagaimana Weber mengobati pasien kanker di sebuah rumah sakit di Bangkok.
----
Perempuan itu berumur 56 tahun. Wajahnya sangat pucat. Tubuhnya kurus, nyaris hanya dibalut kulit. Oleh dokter yang pernah memeriksanya di sebuah rumah sakit di Singapura, dia didiagnosis terkena kanker hati stadium empat dan sudah metastasis (menyebar) ke bagian tubuh yang lain.
Pagi itu (11/10), sekitar pukul 07.00, diantar suami dan dua anaknya, perempuan tersebut sudah berada di Bangpakok International Hospital (BIH), rumah sakit 12 lantai di pinggiran Kota Bangkok. Rumah sakit itu memang tak terlalu besar. Tetapi, BIH termasuk salah satu yang ditunjuk pemerintah Thailand sebagai rumah sakit berkelas internasional yang bisa menangani pengobatan alternatif (termasuk dengan menggunakan teknologi laser). Sudah setahun terakhir pemerintah Thailand gencar mempromosikan negaranya sebagai pusat pengobatan alternatif dunia.
Perempuan tadi, Mrs Lin, adalah pasien dari Singapura. Dia mendapat informasi dari teman-temannya bahwa di BIH dikembangkan teknik penyembuhan kanker dengan laser. Yang menangani Michael Weber, salah seorang ahli laser dunia dari Jerman. "Saya berharap agar ibu saya tidak sampai transplantasi (cangkok) liver," kata anak perempuannya yang berumur 21 tahun.
Tiba di BIH, Mrs Lin langsung dibawa ke lantai 3, di Department of Physical Therapy (semacam ruang untuk pasien rehab medik). Di sana dia sudah disambut Prof Adisorn Patradul, penanggung jawab ruang itu. Setelah sejam dia menunggu, datanglah Michael Weber. Pria 62 tahun tersebut datang dengan membawa perangkat Weber Needle, yakni seperangkat alat menggunakan teknologi sinar laser yang dia ciptakan sedemikian rupa sehingga bisa dipakai untuk terapi berbagai penyakit. Ada dua alat Weber Needle yang dibawa. Dua alat tersebut sama-sama portabel alias bisa dibawa ke mana-mana.
Alat pertama hanya punya tiga panel untuk menyalurkan sinar laser, yakni berjenis sinar laser merah, hijau, dan biru. Ketiga panel itu diinjeksikan ke lengan karena harus masuk lewat pembuluh darah (intravenous). Alat kedua punya lebih banyak panel (multichannel), yakni 12 panel. Jika alat yang tiga panel masuk lewat pembuluh darah, yang 12 panel hanya ditempelkan di tubuh lewat titik-titik akupunktur, disesuaikan dengan penyakit pasien.
Jawa Pos berkesempatan untuk menyaksikan langsung bagaimana Weber menerapi Mrs Lin.
Sambil menancapkan panel-panel itu ke tubuh Mrs Lin, Weber menjelaskan kepada tamunya dari Indonesia tentang alat-alat ciptaannya itu serta manfaatnya. Dokter lulusan University of Gottingen, Jerman, tersebut mengatakan, sebenarnya metode penggunaan laser untuk pengobatan penyakit dengan memasukkannya lewat pembuluh darah ada sejak 1981, dilakukan di Uni Soviet (sekarang Rusia). Saat itu terapi dilakukan oleh dua ilmuwan, E.N. Meschalkin dan V.S. Sergiewski, untuk pasien-pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. "Di Jerman kami mulai melakukan penelitian pada 2001 hingga 2006," ujarnya.
Penelitian yang dilakukan Weber disokong penuh pemerintah
Jerman.
Jika di Rusia teknik terapinya memasukkan sinar laser melalui pembuluh darah, di Jerman menggunakan teknik diadopsi.
Teknik itu kemudian dikembangkan dengan menggabungkan
teknik akupunktur.
Yakni,
sinar laser dimasukkan ke tubuh melalui titik-titik akupunktur. Kebetulan, Weber saat ini menjabat
Presiden Asosiasi Akupunktur Dunia.
Berdasar penelitian Weber, terungkap bahwa
efek laser terhadap pembuluh darah dapat merangsang sistem kekebalan tubuh. Selain itu, bisa menambah immunoglobulin (sistem kekebalan tubuh untuk menghalau antigen asing, bakteri, virus, atau kuman). Sementara itu, sinar laser yang dimasukkan ke tubuh langsung menyasar
mitokondria (bagian dari sel yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga bagi sel atau sebagai pusat pernapasan sel). Dengan kata lain, mitokondria adalah salah satu bagian terpenting untuk kehidupan sel. Mitokondria berperan menghasilkan energi (ATP) yang digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sel.
"Ini termasuk
revolusi dalam dunia kedokteran. Karena itu, proyek Weber didukung penuh Uni Eropa lantaran sudah terbukti bisa mengatasi berbagai penyakit kronis seperti diabetes dan komplikasi stroke dan kanker"
"Secara umum, bisa dikatakan bahwa disfungsi mitokondria dapat terjadi pada semua sistem organ," katanya. Penyakit liver, misalnya, bisa terjadi melalui kerusakan mitokondria sel hati.
"Teknik laser Weber ini langsung menyasar ke
perbaikan fungsi mitokondria. Sehingga, kalau mitokondrianya bisa diperbaiki,
kemungkinan sembuh akan lebih besar. Jadi, jika diibaratkan komputer, mitokondria adalah chip-nya". Atas dasar itulah, Weber berani menerapi Mrs Lin yang sudah divonis kanker hati dan sudah metastasis.
Untuk menangani penyakit berat seperti kanker dan stroke, penggunaan Weber Needle dikombinasikan dengan pengobatan lain. Misalnya, ketika menerapi Mrs Lin, Weber menggunakan photosensitizer yang juga dimasukkan ke tubuh melalui pembuluh darah. Mirip memasukkan cairan infus.
"Untuk kasus kanker, zat dalam
photosensitizer berfungsi untuk
mengikat sel kanker baik di organ maupun darah. Setelah diikat, akan
dimasukkan laser dengan spektrum yang sama dengan photosensitizer yang akan toksik terhadap mitokondria sel kanker (cellular toxicity)".
Sementara itu, untuk kasus stroke, dalam menanganinya, Weber menggabungkan laser dengan metode stem cell. "Fungsi stem cell untuk memperbaiki sel rusak. Jika digabung dengan laser bisa mengaktifkan daya migrasi stem cell lebih cepat menuju target organ," paparnya.
Menjelang akhir menerapi Mrs Lin, Weber mengatakan kepada keluarga pasien agar sabar dalam menjalani pengobatan itu. Dia memperkirakan, dibutuhkan minimal sepuluh kali terapi untuk kasus Mrs Lin, selanjutnya ditunggu dua pekan. "Kita menunggu responsnya setelah dua minggu. Hasilnya akan kelihatan," katanya ramah. (*/c10/ari)
Kini anda tak perlu jauh-jauh berobat ke Singapura maupun ke Thailand, Alat Low Level Laser
Therapy, dan ENDOLASER, sudah diboyong oleh dr. Lenny Tan ke Indonesia.
Segera Angkat Telpon anda, hubungi Ibu Shima di 0888-1464-135 (SMARTFREN) / 0857-7985-6009 (INDOSAT)
Lokasi kami:
Klinik dr. Lenny Tan
Taman Galaxy Indah.
Jl. Taman Aster Blok N4 No.18
(masuk dari Kalimalang)
Bekasi Selatan 17147
Telp: 0888-1464-135 (SMARTFREN)/
0857-7985-5009 (INDOSAT)
0811-1115-220 (Kartu Halo)