Gas Ozon untuk medis dan industri
T : Apakah OZON?J : Ozon adalah gas yang secara alamiah berada diudara bebas disekeliling kita dengan konsentrasi yang sangat kecil, kira-kira 0,00006 %.
T : Apa hubungan Ozon dengan Oksigen ?
J : Ozon terbuat dari Oksigen, kalau rumus kimia Oksigen adalah 02, maka Ozon sebagai "saudara
kandungnya" mempunyai rumus kimia 03, namun Ozon tidak dapat bertahan lama, karena akan cepat
berubah kernbali menjadi oksigen, dalam waktu kurang lebih 20 menit, tergantung keadaan setempat.
T : Apa lagi gas-gas lain yang juga ada disekeliling kita ?
J : Gas-gas yang berada disekeliling kita disebut udara, terdiri dari Nitrogen (78,03 %), Oksigen (20,99 %),
Carbon Dioksida / gas asam Arang (0,03 %), Hidrogen (0,01 %), uap air, beberapa jenis gas mulia
dan gas-gas polutan. Konsentrasi dan komposisi gas-gas ini dapat berubah-berubah sesuai lingkungan setempat.
T : Apakah gas-gas polutan ?
J : Adalah senyawa macam-macam Oksida Nitrogen dan Oksida Sulfur, sisa-sisa bahan organic
(VOC = Volatile Organic Compound), Timah Hitam dan lain-lain gas yang dapat membahayakan
kesehatan manusia jika dihirup dalam pernapasan.
T : Apakah Ozon juga merupakan gas polutan ?
J: Ozon bukanlah gas polutan, karena gas polutan biasanya adalah hasil sisa gas pembakaran industri
atau kendaraan bermotor.
T : Mengapa Ozon sering dikaitkan dengan keberadaan gas-gas polutan ?
J : Pada permukaan bumi, gas ozon dapat terbentuk karena adanya radiasi ultraviolet (UV) yang berasal
dari matahari. Gas-gas polutan dan gas ozon akan tercampur menjadi satu kemudian membentuk
kabut yang bersifat fotokimia. Kabut yang terkena radiasi UV akan membuat oksigen
menjadi ozon, oleh karena itu konsentrasi ozon pada kondisi udara terpolusi ini akan naik,
bersamaan dengan meningkatnya kadar gas-gas polutan yang ada disitu.
Karena instrument untuk mengukur Ozon mudah dibuat, maka untuk mengetahui kadar polusi
setempat, yang paling mudah adalah mengukur besarnya konsentrasi gas Ozon disitu, karena
meningkatnya kadar Ozon adalah juga menunjukkan meningkatnya kadar polusi udara setempat.
T : Apa sifat-sifat Ozon secara fisika ?
J : Ozon adalah suatu oksidator yang sangat kuat melebihi zat-zat lain yang pernah ditemukan, Ozon
dapat menghilangkan bau-bau an (bukan menutupinya), memutihkan macam-macam material
dengan cepat, dan mengikat bahan-bahan karsinogen (penyebab kanker) sehingga baik untuk pengolahan air minum.
Ozon dapat membunuh virus, bakteri dan jamur ketiga-tiganya dengan sekali jalan, hal yang jarang
dapat dilakukan oleh bahan-bahan desinfectan lain.
T : Kalau bukan gas polutan, apakah Ozon boleh dihirup dalam pernapasan ?
J : Dalam konsentrasi sangat kecil, secara alamiah sejumlah ozon dapat terbentuk setelah terjadi petir
misalnya, disitu udara akan terasa segar, namun dalam konsentrasi besar, Ozon tidak boleh
dihirup kedalam sistim pernapasan kita karena dapat menimbulkan bahaya.
Badan Kesehatan Dunia WHO telah memberi batasan maksimum untuk pekerja yang berhubungan
dengan ozon, dinamakan NAB (Nilai Ambang Batas atau WSC = Maximum Worksite Concentration)
sebesar 0.15 ppm. Artinya seorang pekerja ozon diizinkan untuk bekerja dilingkungan udara
tempat kerja yang mengandung gas ozon maksimum 0.15 ppm selama 8 jam kerja sehari.
T : Mengapa ozon denqan konsentrasi besar tidak boleh dihirup kedalam sistim pernapasan ?
J: Dalam konsentrasi besar ozon dapat merusak alveoli paru-paru dan sistim saluran pernapasan kita,
sehingga paru-paru tidak lagi dapat mengikat oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh kita.
Tubuh manusia mulai terpengaruh secara negatif pada saat menghirup ozon dengan konsentrasi mulai
dari 1 ppm, ditandai mula-mula dengan gejala pusing, batuk-batuk dan iritasi saluran pernapasan.
T : Jadi gas ozon itu berbahaya bagi kesehatan manusia ?
J: Gas ozon berbahaya jika dihirup kedalam sistim pernapasan, namun gas ozon juga bermanfaat dalam
ilmu kedokteran untuk tujuan pengobatan, jika dilakukan dengan tindakan medis yang benar oleh
seorang dokter.
T : Mengapa bahan berbahaya bisa menjadi bahan untuk pengobatan?
J: Semua obat-obatan apapun juga yang diberikan oleh dokter, dapat menimbulkan bahaya jika tidak
dipergunakan dengan cara yang benar, nah, gas ozon juga bersifat sama dengan bahan obat-obatan lainnya,
harus digunaka`n dengan cara yang benar agar dapat berfungsi dalam pengobatan.
T : Bagaimana cara membuat gas Ozon ?
J: Gas Ozon dapat dibuat dengan mudah melalui beberapa cara, misalnya dengan proses kimiawi,
penggunaan energi radiasi sinar Ultra Violet atau pembangkit gas Ozon dengan tegangan listrik tinggi
koroner, yang dapat mengubah gas oksigen (O2) menjadi Ozon (O3).
T : Kalau begitu kita dapat mengambil oksigen dari udara untuk bahan baku utamanya ?
J: Benar, tetapi hanya untuk peralatan ozon yang dipakai dalam bidang industry atau non medis.
T : Jadi ada perbedaan antara alat ozon industry dan alat ozon medis ?
J: Benar, untuk peralatan Ozon medis dubutuhkan sumber oksigen medis, yaitu oksigen dengan
kemurnian yang sangat tinggi mencapai 99,95 % sampai 99.98 %. Gas oksigen dengan kemurnian sangat
tinggi ini yang biasanya khusus digunakan untuk keperluan medis.
Untuk produk peralatan Ozon yang tidak dirancang untuk keperluan medis, misalnya peralatan Ozon
yang dipergunakan untuk pemurnian air minum, beberapa jenis peralatan Ozon untuk
penyelidikan laboratorium, juga beberapa peralatan Ozon untuk perlengkapan salon kecantikan dan
untuk keperluan rumah tangga lainnya bukan termasuk alat ozon medis.
T : Apa bedanya Ozon medis dan jenis peralatan Ozon lain itu ?
J: Peralatan Ozon medis hanya boleh dipakai oleh seorang dokter dengan suatu tindakan medis,
sedangkan peralatan Ozon lainnya tidak di rancang untuk tujuan tersebut.
T : Apakah boleh menggunakan sembarang jenis peralatan Ozon lain untuk keperluan medis ?
J: Seorang dokter dengan latar belakang pendidikan sarjana ilmu kedokteran, terikat dengan sumpah
profesi, kode etik organisasi dan taat mengikuti semua peraturan pemerintah serta perkumpulan
profesinya, tidak akan dengan gegabah menggunakan sembarang peralatan Ozon untuk suatu tindakan medis.
T : Jadi, apa persyaratan dasar satu peralatan Ozon medis?
J : Peralatan terapi Ozon medis harus dapat menghasilkan gas Ozon medis dengan kemurnian tinggi dan
konsentrasi yang sangat presisi sesuai dengan kebutuhan ilmu kedokteran, stabil, dan dirancang
khusus untuk keperluan pengobatan manusia.
T : Apakah berbahaya jika untuk terapi Ozon medis digunakan peralatan non medis ?
J : Peralatan Ozon non medis yang menggunakan sumber oksigen bukan medis, dapat menghasilkan
macam-macam oksida Nitrogen NxOy ; diantaranya N2O (Nitrous Oxide), NO (Nitric Oxide), N2O3
(Dinitrogen Trioxide), NO2 (Nitrogen Dioxide), N2O4 (Dinitrogen Tetroxide) dan N2O5 (Dinitrogen Pentoxide)
yang hampir semuanya bersifat toxic dan dapat membahayakan kesehatan manusia.
Peralatan ozon medis terbuat dari material yang tahan (resistan) terhadap ozon, karena gas ozon
sifatnya sangat reaktif. Selain itu alat ozon media harus dapat menyediakan konsentrasi gas ozon media
antara 1 μg/cc sampai 100 μg/cc dengan presisi.
T : Bagaimana para dokter mengetahui resiko bahaya untuk pengobatan dengan Ozon ?
J : Pada saat pertama kalinya gas ozon dipergunakan untuk keperluan medis diawal abad 20 sebelum
perang dunia pertama, terapi dengan ozon dilakukan hanya untuk mengobati luka-Iuka luar
terutama yang sifatnya sulit sembuh. Namun pada perkembangan selanjutnya, para dokter mengamati
banyak bukti menunjukkan bahwa setelah menjalankan pengobatan luka-Iuka luar ini, ternyata
kondisi kesehatan pasien secara umum menunjukkan peningkatan.
Setelah banyak diadakan percobaan-percobaan laboratorium dan pengujian pada hewan, maka pada
tahun 1940, Dr. Erwin Payr memutuskan untuk mencobakan terapi ozon secara sistemik pada dirinya sendiri.
Bersama-sama dengan Dr. P. Auburg seorang dokter Perancis, Dr. Erwim Payr adalah pelopor
penggunaan ozon untuk pengobatan sistemik (kedalarn tubuh manusia). Semenjak saat itulah terapi
ozon mulai berkembang dengan pesat sampai dengan saat ini.
Selama periode puluhan tahun, pengamatan dan penyelidikan para doktor yang melakukan terapi ozon
telah menghasilkan kemantapan teknik pengobatan sistemik dengan ozon.
0 komentar:
Post a Comment